Yang Bertahan,Yang Tersakiti


Untukmu yang membuat rinduku selalu menggebu.
         
Tak terasa langkah kita yang bergitu pendek dapat mempuh waktu yang selama ini. Seperti biasa hangatnya peluk dari rinduku telah menenangkan ku malam ini, setidaknya rindu ini tetap setia saat tak ada aku di dalam ingatan mu. Hehe maaf ya mungkin kau sudah bosan mendengar kan kata rindu yang basi dari ku. Ku sempatkan beberapa menit untuk membaca beberapa pesan singkat mu yang manis. entah.. aku merasa bahagia saat membacanya, bisa ku rasakan bayangan senyum kecil yang di ciptakan perasaanku. Sayang.. pesan singkat itu ku terima berbulan-bulan lalu, tidak untuk sekarang, hari ini atau mungkin besok.
Aku tau, aku ini hanya kekasihmu dan tak berhak atas hidup mu. Aku tak lebih dari seseorang yang kau panggil ‘sayang’ , mendapat sebagian perhatian mu hanya sebagai bonus dari hubungan yang kita ciptakan ini. Aku tak berhak marah bahkan cemburu... walau sebenarnya aku tetap cemburu. Semua pemandangan itu seakan menampar rasa ku yang tulus , ini hanya guyonan.. namun melihat mu memanggilnya dengan apa yang kau panggil kepada ku, melihatmu mencubit lembut pipi-pipi yang lain, itu menyakitkan! Selalu saja... “aku gapapa, aku ngerti kok :) “ hffff.
Hari ini sapa hangat mu tak kunjung tiba “mungkin dia sibuk” jujur, aku merindukan mu.  Seperti yang kau katakan waktu itu “maafkan aku, aku di sini juga punya kesibukan.. nggak cuma kamu”. Untuk mu yang mungkin sedang sibuk, sayang... aku mengerti dan mungkin akan mencoba selalu mengerti dengan keadaan mu.. namun, kau terlihat biasa-biasa saja saat menjalani hari-hari sibuk mu...  tanpa aku. Tapi aku? Dalam mengerti ku, aku merindukan mu.. aku mengkhawatirkan mu. Ya sudahlah.. aku memang harus bersabar. Aku sayang kamu, ya.. itu alasan ku.
Aku tidak pernah menyesal menjadi orang yang selalu menetaskan airmatanya saat perdebatan datang, karna aku yakin suatu saat peluk hangat mu akan mendarat di badan ku saat air mata ini mengucur, aku masih percaya itu. Aku tidak pernah malu saat semua orang menganggap aku bodoh mempertahankan kesakitan ini.
Aku menulis ini saat aku benar-benar mengingat mu, saat mulut ku tak mampu lagi mengucap setiap keluhan ku, saat air mata ku tak mampu lagi membendung setiap air mata ku, saat ratusan perasaan rinduku  yang tak terbalaskan.
Jujur saja sayang, aku tak pernah keberatan dengan keadaan ini, sebisa mungkin aku selalu bersyukur karena keberadaan mu.. . Hanya tolong pekalah aku membutuhkan mu, kuat ku dirimu.

Dariku yang selalu mencoba mengertimu.

3 komentar:

Post a Comment